BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Miopi merupakan suatu gangguan tajam
penglihatan, di mana sinar-sinar sejajar dengan garis pandang tanpa akomodasi akan
dibiaskan di depan retina. Miopi merupakan salah satu gangguan refraksi yang
memiliki prevalensi tinggi di dunia. Kelainan refraksi jenis ini merupakan
jenis kelainan mata yang menyebabkan penderitanya tidak dapat melihat benda
dari jarak jauh dengan baik. (Ilyas Sidharta, 2007).
Miopi dianggap wajar oleh sebagian besar
orang. Banyak di antara kita yang terserang jenis gangguan kesehatan mata
tersebut karena mudah mengidentifikasi seperti memakai kacamata atau sulit
mengenali orang dan membaca huruf kecil dari jarak jauh. Pelajar merupakan
salah satu subyek yang mempunyai prevalensi yang tinggi menderita miopi, hal
ini mungkin dikarenakan meningkatnya aktivitas penggunaan monitor pada lebih tinggi dibandingkan dengan profesi
lain. Penggunaan monitor secara terus menerus dapat menyebabkan gangguan penglihatan termasuk miopi. Karena adanya peningkatan daya akomodasi mata,
mata miopi sulit untuk disembuhkan serta cenderung
bertambah parah, sehingga diperlukan pencegahan atau penghindaran terhadap miopi
mata (Ilyas
Sidharta, 2007).
|
Sebuah survey yang dilakukan terhadap
2268 anak berusia 7-13 tahun yang diperiksa dari 23 Sekolah Dasar di
Yogyakarta, sebanyak 12 sekolah dasar berasal dari daerah perkotaan dan 11 dari
pedesaan yang tersebar di 5 Kabupaten di DIY. Kejadian miopi pada anak usia
sekolah dasar di DIY adalah 8,29% dengan prevalensi di kota dan di desa
masing-masing 9,49% dan 6,87%. Hal itu terkait dengan aktivitas keseharian yang
berbeda. Mahasiswa di STIKES Muhammadiyah Lamongan dalam proses belajar
mengajar menggunakan seperangkat alat CPU dan LCD Proyektor. Sebagian besar
mahasiswa juga mempunyai laptop ataupun komputer. Sehingga resiko terjadinya
miopi sangat tinggi, berbeda bila mahasiswa yang belajar menggunakan papan
tulis sehingga resiko miopi pun kecil. Dari penelitian tersebut diketahui bahwa
subyek yang mengalami miopi memiliki waktu belajar lebih tinggi dibandingkan
dengan subyek yang tak memiliki miopi (Supartoto Agus, 2010).
Berdasarkan survei awal yang dilakukan
oleh peneliti pada bulan Oktober 2011 di STIKES Muhammadiyah Lamongan dari 46
mahasiswa semester VII Kelas B terdapat 6 ( 13 % ) mahasiswa di STIKES
Muhammadiyah Lamongan yang memakai kacamata. Dari data tersebut masalah
penelitian adalah tingginya angka kejadian miopi pada mahasiswa semerter VII B di
STIKES Muhammadiyah Lamongan.
Kejadian miopi dipengaruhi oleh berbagai
faktor yaitu diantaranya faktor pencahayaan, perilaku, genetic, pekerjaan dan
usia. (Kadir Abdul,1996). Kondisi pencahayaan yang kurang atau berlebihan akan
menimbulkan peningkatan daya akomodasi mata, di mana pada hal ini mata akan
melakukan proses pencembungan bola mata, jika hal ini dilakukan dalam jangka
waktu yang lama atau terus menerus, maka
dapat mengubah struktur mata, artinya bayangan yang terbiaskan mata tidak jatuh
pada titik normal (bintik kuning). Hal ini juga berlaku pada perilaku individu
dalam pemeliharaan dan penggunaan indra matanya, misalnya membaca dalam jarak
dekat, menggunakan computer atau televisi dalam waktu yang lama atau durasi
expose monitor lebih dari 4 jam dalam sehari maka akan dapat meningkatkan daya
akomodasi mata. Serta jarak yang tidak sesuai, semua ini akan mempengaruhi
terjadinya miopi.
Disamping faktor pencahayaan yang bisa
mempengaruhi kejadian miopi, faktor genetik juga berpengaruh dalam kejadian
miopi karena Suatu gen dominan abnormal akan menghasilkan kelainan yang khas
walaupun gen pasangannya (alelanya) normal. Pria dan wanita akan mempunyai
kemungkinan terkena penyakit yang sama besarnya , dan karena keadaannya
heterozigot, maka secara teoritis akan mempunyai kemungkinan 50% untuk
mewariskan gen tadi (gen abnormal) pada setiap anaknya (Irawan Ikrob Didik.
2010).
Pada
jenis pekerjaan yang tidak lepas dari pencahayaan dan ketelitian akan
mudah menderita kerusakan pada matanya, akibat sinar ultra violet dan
peningkatan akomodasi mata. (Fanani Bachtiar. 2010).
Miopi dapat menyebabkan gangguan
penglihatan pada penderitanya. Pada anak-anak dan pelajar dapat menimbulkan
resiko cedera dan gangguan proses belajar mengajar. Selain itu, adanya miopi
ini menghambat rutinitas kerja. (Supartoto Agus, 2006)
Salah satu upaya untuk mencegah kejadian
miopi dengan melakukan pola hidup sehat diantaranya dapat dilakukan dengan
memperhatikan jarak pandang atau jarak baca pada media cetak dan elektronik
(Televisi, Komputer, laptop dan handphone) dan gunakan penerangan yang
cukup, hal ini dimaksudkan untuk mencegah peningkatan daya akomodasi mata. Durasi
expose monitor dalam batas normal yaitu 1-3 jam dalam sehari. Tidak boleh
durasi expose monitor lebih dari 4 jam. Selain itu perhatikan posisi tubuh dan
mata saat melakukan aktifitas membaca. Olahraga dan konsumsi makanan tinggi
vitamin A atau beta karoten juga baik untuk mencegah terjadinya miopi. Pada
mata yang telah mengalami Miopi dapat digunakan alat bantu penglihatan berupa
kacamata dan lensa kontak. (Donny Istiantoro dalam Fanani Bachtiar, 2010).
Banyak faktor yang mempengaruhi kejadian terjadinya
miopi tetapi peneliti tertarik meneliti faktor Durasi Expose Monitor Dengan Kejadian
Miopi pada Pada Mahasiswa Semester VII B STIKES Muhammadiyah Lamongan.
1.2 Rumusan
Masalah
Dalam penelitian ini dapat disusun suatu rumusan
masalah, yaitu: Adakah hubungan durasi expose monitor dengan kejadian miopi
pada mahasiswa semester VII B STIKES Muhammadiyah Lamongan Tahun 2012.
1.3 Tujuan
1.3.1
Tujuan Umum
Mengetahui Hubungan Durasi Expose Monitor Dengan Kejadian
Miopi Pada Mahasiswa Semester VII B STIKES Muhammadiyah Lamongan Tahun 2012.
1.3.2
Tujuan Khusus
- Mengidentifikasi durasi expose monitor pada mahasiswa semester VII B STIKES Muhammadiyah Lamongan
- Mengidentifikasi kejadian miopi pada mahasiswa semester VII B STIKES Muhammadiyah Lamongan
- Mengetahui hubungan durasi expose monitor dengan kejadian miopi pada mahasiswa semester VII B STIKES Muhammadiyah Lamongan Tahun 2012
1.4 Manfaat
1.4.1
Bagi Akademik
Merupakan sumbangan
bagi ilmu pengetahuan, terutama di bidang kesehatan khususnya tentang kesehatan
mata dan pentingnya pecegahan terhadap kejadian miopi.
1.4.2
Bagi Praktis
1.
Bagi pemerintah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi
masukan tentang kesehatan mata dan mengenali faktor penyebab kejadian miopi.
2.
Profesi keperawatan
Hasil penelitian ini dapat menambah informasi
khususnya dalam bidang penyakit mata pada durasi penggunan monitor dengan
kejidian terjadinya miopi
3.
Bagi penulis
Hasil penelitian ini diharapkan penulis bisa lebih
mengetahui tentang Miopi dan bisa memberikan ilmu tersebut kepada masyarakat
dan penulis juga bisa menyelesaikan tugas Skripsinya dengan baik.
4.
Peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini sebagai bahan reverensi dan
masukan bagi peneliti selanjutnya dengan menggunakan variabel yang belum
diteliti.
BAB
2
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Konsep
Dasar Monitor
2.1.1 Pengertian
Istilah Monitor adalah
output device / alat keluaran yang berfugsi untuk menampilkan gambar pada
layar. Gambar yang ditampilkan berasal dari proses grafis yang dilakukan oleh
VGA Card. Berdarsarkan teknologi yang digunakan monitor memiliki 2 jenis yaitu
CRT (Cathode Ray Tube) dan LCD (Liquid Crystal Display) (Gordon B. Davis).
Menurut William M. Fuori
dalam buku Introduction to The Computer Monitor disebut juga layar
penampil atau penampil video adalah salah satu perangkat komputer yang
berfungsi untuk menampilkan segala jenis data/informasi yang diproses oleh
komputer baik itu data yang masuk maupun keluar ke/dari komputer. Agar monitor
dapat menampilkan teks dan grafik harus dihubungkan dengan Video Graphic
Adapter card (VGA card).
2.1.2
Macam-Macam Monitor
1. Monitor
CRT (Cathode Ray Tube)
7
|
2. Monitor
LCD (Liquid Crystal Display)
LCD
banyak ditemukan pada jam digital dan layar laptop atau handphone. LCD merupakan jenis monitor yang menggunakan dua lembar
materi terpolarisasi dengan kristal cair yang berada di tengahnya. Saat arus
listrik mengalir dan melalui cairan kristal, kristal itu bergabung sehingga
cahaya tidak masuk. Oleh karena itu, kristal berfungsi seperti katup yang
mengizinkan cahaya masuk atau diblokir. Monitor LCD memiliki bentuk yang ramping,
ringan, dan tipis sehingga tidak memerlukan tempat yang luas untuk meletakannya
dibanding monitor CRT. Selain itu monitor LCD mengkonsumsi daya listrik yang
jauh lebih rendah dibandingkan monitor CRT. ) (Gordon B. Davis).
Menurut William M. Fuori
dalam buku Introduction to The Computer Liquid Crystal Display (LCD)
Pada jenis ini warna dihasilkan dari film yang berwarna merah, hijau dan biru
yang berbentuk lapisan balok (sandwched), yang ditempatkan diantar lampu
belakang (backlighting) dan panel LCD. Ada beberapa tipe LCD yaitu:
Passive-matrix LCD, termasuk di dalamnya Twisted Nematic LCD (TN-LCD) dan
Supertwisted Nematic LCD (STN-LCD),Active-matrix LCD, termasuk di dalamnya
Thin-Film-Transistor LCD (TFT-LCD) dan Active-Addressed LCD (AA-LCD).Monitor dengan
tipe ini memiliki konsumsi listriknya sangat rendah (irit), kontras rasionya
tinggi, kecepatan tinggi, dan dapat dibaca dengan jelas walaupun langsung
berhadapan dengan datangnya cahaya. LCD singkatan dari Liquid Crystal
Display, mengacu pada teknologi di balik monitor panel datar populer. LCD
monitor berbeda dengan CRT monitor tradisional , yang
memiliki ukuran besar dengan ketebalan beberapa inci dan berat 13-23
kilogram atau lebih, sementara LCD biasanya memiliki ketebalan 1-3 inci ( 2,5 -
7,5 ) cm dan berat kurang dari 4,5 kilogram. Pada mulanya LCD display
digunakan pada komputer laptop sebelum teknologi meningkat dan akhirnya di
pakai pada monitor desktop. LCD monitor terdiri dari lima lapisan
yaitu backlight, selembar kaca terpolarisasi ,
mask piksel berwarna , lapisan larutan kristal cair responsif
terhadap kotak kabel dari koordinat x, y, dan selembar kaca terpolarisasi
kedua. Dengan memanipulasi orientasi kristal melalui muatan listrik
yang tepat dari berbagai derajat dan tegangan, tindakan kristal seperti jendela
kecil, pembukaan atau penutupan sebagai respon terhadap rangsangan, sehingga
memungkinkan derajat cahaya yang telah melewati piksel warna yang spesifik
untuk menerangi layar, menciptakan gambar.
Sebagai teknologi LCD berkembang, teknik yang berbeda untuk menghasilkan warna emerge. Active-matrix atau TFT (thin film transistor) teknologi menghasilkan warna dan gambar setajam CRT apapun dan biasanya dianggap lebih unggul dari teknologi pasif matriks.
Sebagai teknologi LCD berkembang, teknik yang berbeda untuk menghasilkan warna emerge. Active-matrix atau TFT (thin film transistor) teknologi menghasilkan warna dan gambar setajam CRT apapun dan biasanya dianggap lebih unggul dari teknologi pasif matriks.
.
2.1.3
Jenis - jenis Monitor dan Penggunaannya
1)
Televisi.
Televisi merupakan
media komunikasi yang menyediakan berbagai informasi yang update, dan
menyebarkannya kepada khalayak umum. Menurut Baksin (2006) mendefinisikan
bahwa: “Televisi merupakan hasil produk teknologi tinggi (hi-tech) yang
menyampaikan isi pesan dalam bentuk audiovisual gerak. Isi pesan audiovisual
gerak memiliki kekuatan yang sangat tinggi untuk mempengaruhi mental, pola
pikir, dan tindak individu”.
Menurut Parwadi
(2004) lebih luas lagi dinyatakan bahwa: “Televisi adalah sistem pengambilan
gambar, penyampaian, dan penyuguhan kembali gambar melalui tenaga listrik.
Gambar tersebut ditangkap dengan kamera televisi, diubah menjadi sinyal
listrik, dan dikirim langsung lewat kabel listrik kepada pesawat penerima”.
Berdasarkan
kesimpulan dari kedua pendapat di atas menjelaskan bahwa televisi adalah sistem
elektronis yang menyampaikan suatu isi pesan dalam bentuk audiovisual gerak dan
merupakan sistem pengambilan gambar, penyampaian, dan penyuguhan kembali gambar
melalui tenaga listrik. Dengan demikian, televisi sangat berperan dalam
mempengaruhi mental, pola pikir
khalayak umum. Televisi karena sifatnya yang audiovisual merupakan media yang
dianggap paling efektif dalam menyebarkan nilai-nilai yang konsumtif dan
permisif.
2)
Komputer
Komputer
adalah suatu alat
elektronik yang mampu melakukan beberapa tugas seperti menerima input,
memproses input tadi sesuai dengan programnya, menyimpan perintah-perintah dan
hasil pengolahan, serta menyediakan output dalam bentuk informasi. (Robert H.
Blissmer dalam buku Computer Annual).
Komputer
adalah sistem elektronik
untuk memanipulasi data yang cepat dan tepat serta dirancang dan
diorganisasikan supaya secara otomatis menerima dan menyimpan data input,
memprosesnya dan menghasilkan output dibawah pengawasan suatu langkah-langkah,
instruksi2 program yang tersimpan di memori (stored program).( Donald H.
Sanders dalam buku Computer Today).
7
|
Komputer
adalah suatu pemroses data
(data processor) yang dapat melakukan perhitungan yang besar dan cepat
termasuk perhitungan arithmatika yang besar atau operasi logika, tanpa campur
tangan dari manusia yang mengoperasikan selama pemrosesan ( di ambil dari American
National Standard Institute dan sudah didiskusikan serta disetujui dalam
suatu pertemuan International Organization For Standardization Tehnical
Committee ).( William M. Fuori dalam buku Introduction to The Computer, The
Tool of Business).
Komputer
adalah tipe khusus alat
penghitung yang mempunyai sifat tertentu yang pasti.( Gordon B. Davis)
Dari pengertian di
atas dapat disimpulkan bahwa pengertian komputer adalah : 1). Alat elektronik, 2).
Dapat menerima input data, 3). Dapat mengolah data, 4). Dapat memberikan
informasi, 5). Menggunakan suatu program yang tersimpan di memori komputer (stored
program), 6). Dapat menyimpan program dan hasil
pengolahan, 7). Bekerja secara otomatis.
Komputer terdiri
dari Control Processing Unit (CPU) dan Visual Display Terminal (VDT).
VDT merupakan bagian yang paling berpengaruh terhadap kesehatan mata pekerja
pengguna komputer. VDT adalah alat untuk
presentasi visual darn informasi yang disimpan secara elektronik. Cara kerja
VDT umumnya berdasarkan penggunaan sebuah Cathode Ray Tube (CRT) dan layar yang
berfungsi seperti televisi. Terdapat VDT jenis lain yang menggunakan plasma dan
Electroluminace (ELD) ATAU Liquid cRystal Dysplay (LCD) yang kini mulai banyak
dipergunakan. VDT dengan CRT terdiri atas katoda yang berfungsi sebagai sumber
elektron untuk mengatur intensitas sinar elektron, dari satu seri anoda yang terdiri
atas dua atau tiga anoda, yang berfungsi untuk mempercepat, memfokuskan dan
mengatur sinar elektron.
Cara kerja CRT
yaitu elektron yang bermuatan negatif ditembakkn oleh katoda dari arah belakang
tabung dan diakselerasi ke permukaan gelas tabung yng dilapisi fosfor oleh
tegangan tinggi yang bermuatan piositif (anoda). Berkas elektron ini difokuskan
sehingga berbentuk bulat dan menyapu permukaan tabung secara horisontal dan
vertikal dengan menggunakan coil. Iluminasi yang
dipancarkan oleh VDT besarnya 79,28 lumen/m2 (Fauzia, 2004).
3)
Proyektor LCD
Adalah suatu jenis proyektor video untuk
menampilkan video, gambar atau data komputer di layar atau permukaan datar
lainnya. Ini adalah analog modern dari proyektor slide atau proyektor overhead.
Untuk menampilkan gambar, LCD (liquid crystal display) Proyektor biasanya
mengirim cahaya dari lampu halida logam melalui prisma yang memisahkan cahaya
untuk tiga panel silikon poli - masing-masing untuk komponen merah, hijau, dan
biru dari sinyal video. Sebagai cahaya terpolarisasi melewati panel (kombinasi
polarizer, panel LCD dan analyzer), piksel individu dapat dibuka untuk
memungkinkan cahaya untuk lulus atau tertutup untuk memblokir cahaya. Kombinasi
piksel terbuka dan tertutup dapat menghasilkan berbagai macam warna dan nuansa
pada gambar yang diproyeksikan. (William M. Fuori 2001).
Metal Halide lampu digunakan karena mereka
keluaran temperatur warna yang ideal dan spektrum warna yang luas. Lampu ini
juga memiliki kemampuan untuk menghasilkan jumlah yang sangat besar cahaya
dalam area kecil: Proyektor saat ini rata-rata sekitar 2,000-15,000 ANSI
lumens.
teknologi lain, seperti DLP dan LCOS juga menjadi lebih populer di proyeksi video sederhana harga.Proyeksi permukaan karena mereka menggunakan lampu Metal Halida kecil dan kemampuan untuk memproyeksikan gambar pada setiap permukaan datar, proyektor LCD cenderung lebih kecil dan lebih portabel daripada beberapa jenis sistem proyeksi lain. Meskipun demikian, kualitas gambar terbaik adalah ditemukan dengan menggunakan putih kosong, abu-abu, atau hitam (yang blok memantulkan cahaya ambient) permukaan, layar proyeksi begitu berdedikasi sering digunakan. Persepsi warna dalam gambar yang diproyeksikan adalah faktor dari kedua permukaan proyeksi dan kualitas proyektor. Karena putih lebih merupakan warna netral, permukaan putih paling cocok untuk nada warna natural dan timbul, permukaan proyeksi putih lebih sering terjadi pada bisnis paling dan lingkungan sekolah presentasi. Namun, gelap hitam di dalam gambar proyeksi tergantung pada bagaimana gelap layar. Karena itu, beberapa presenter dan perencana ruang presentasi lebih memilih layar abu-abu, yang menciptakan kontras yang dirasakan lebih tinggi. trade-off adalah bahwa latar belakang lebih gelap dapat menimbulkan nada warna. Warna masalah kadang-kadang dapat disesuaikan melalui pengaturan proyektor, tetapi mungkin tidak seakurat mereka akan pada latar belakang putih.
teknologi lain, seperti DLP dan LCOS juga menjadi lebih populer di proyeksi video sederhana harga.Proyeksi permukaan karena mereka menggunakan lampu Metal Halida kecil dan kemampuan untuk memproyeksikan gambar pada setiap permukaan datar, proyektor LCD cenderung lebih kecil dan lebih portabel daripada beberapa jenis sistem proyeksi lain. Meskipun demikian, kualitas gambar terbaik adalah ditemukan dengan menggunakan putih kosong, abu-abu, atau hitam (yang blok memantulkan cahaya ambient) permukaan, layar proyeksi begitu berdedikasi sering digunakan. Persepsi warna dalam gambar yang diproyeksikan adalah faktor dari kedua permukaan proyeksi dan kualitas proyektor. Karena putih lebih merupakan warna netral, permukaan putih paling cocok untuk nada warna natural dan timbul, permukaan proyeksi putih lebih sering terjadi pada bisnis paling dan lingkungan sekolah presentasi. Namun, gelap hitam di dalam gambar proyeksi tergantung pada bagaimana gelap layar. Karena itu, beberapa presenter dan perencana ruang presentasi lebih memilih layar abu-abu, yang menciptakan kontras yang dirasakan lebih tinggi. trade-off adalah bahwa latar belakang lebih gelap dapat menimbulkan nada warna. Warna masalah kadang-kadang dapat disesuaikan melalui pengaturan proyektor, tetapi mungkin tidak seakurat mereka akan pada latar belakang putih.
2.1.4
Batas Waktu Penggunaan Monitor
Menurut Miller (2004) Batas waktu penggunaan monitor
sewaktu jam santai lebih dari 4
jam sehari, 4 jam sehari menyebabkan risiko serangan jantung meningkat lebih
dari dua kali dibandingkan yang berada di depan monitor kurang dari 4 jam.
Dapat disimpulkan bahwa melihat monitor kurang dari 4 jam sehari tidak
mengganggu kesehatan. Melihat monitor lebih dari 4 jam sehari terbukti
berdampak buruk terhadap kesehatan kita. Untuk usia anak maupun dewasa, melihat
monitor sebaiknya dibatasi maksimal kurang dari 4 jam sehari.
2.1.5
Pengaruh
Monitor Terhadap Kesehatan
Miller
(2004) mengatakan bahwa keluhan mata
lelah akibat bekerja dengan menggunakan monitor dalam jangka waktu lama, yang
dikenal Computer Vision Syndrome (CVS) yang memiliki gejala-gejala meliputi
sakit kepala, mata lelah, pandangan kabur, mata kering, mata terasa gatal, mata
terasa terbakar, mata menjadi sensitif terhadap cahaya, pandangan ganda, sakit
pada leher dan punggung. Gejala tersebut terkadang juga disertai keluhan
pusing, mual dan muntah. Berbagai gejala yang timbul penggunaan monitor dalam
waktu lama selain diakibatkan oleh cahaya yang masuk ke bola mata, juga
dikarenakan mata pengguna komputer berkedip lebih sedikit dibandingkan normal.
Berkuranganya kedipan menyebabkan mata menjadi kering dan tersa terbakar.
CVS
dapat muncul saegera setelah pemakaian monitor dalam jangka waktu lama atau
lebih dari 4 jam, namun ada yang baru muncul setelah beberapa hari kemudian.
VDT sebagai sumber cahaya menyebabkan rangsangan terhadap mata. Cahaya akan
diterima oleh sel-sel photoreceptor retina dan selanjutnya akan dikonversikan
menjadi energi bioelektrik melalui siklus biokimiawi (Sitznan, 2005).
2.1.6
Gangguan kesehatan yang mungkin
muncul akibat penggunaan monitor dengan jangka waktu yang lama
1)
Gangguan pada mata,
2)
Gangguan pada kepala,
3)
Gangguan pada tangan, dan
4)
Gangguan pada badan.
Salah satu peralatan
yang berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan adalah monitor. Seperti kita
ketahui, layar monitor memancarkan radiasi atau pemancaran partikel-partikel
elementer dan energi radiasi. Energi radiasi dapat mengeluarkan elektron dari
inti atom sehingga atom menjadi muatan positif dan disebut ion positif. Radiasi
yang dipancarkan monitor antara lain berupa:
1)
Sinar-X
2)
Sinar ultraviolet
3)
Gelombang mikro
4)
Radiasi elektromagnetik frekuensi sangat
rendah
2.1.7
Posisi duduk yang benar saat
menggunakan monitor :
1)
Bagian kepala dan leher
Aturlah agar posisi kepala dan leher Anda tegak dengan
pandangan lurus ke depan. Dengan posisi ini, Anda akan sanggup bertahan lebih
lama di depan monitor dan tidak cepat merasa lelah. Duduk dengan punggung yang
tegak dan rileks merupakan posisi yang benar saat menggunakan semua macam
monitor. Badan yang terlalu membungkuk, terlalu miring ke kiri atau ke kanan,
dapat menimbulkan rasa sakit. Usahakan agar seluruh punggung tersangga dengan
baik oleh sandaran kursi.
2)
Bagian pundak
Aturlah posisi pundak sedemikian rupa agar otot-otot
pundak tidak tegang. Usahakan agar pundak tidak terlalu ke bawah atau terlalu
tegak.
3)
Posisi lengan dan siku
Posisi lengan yang baik adalah berada di samping badan
dan siku membentuk sudut lebih besar dari 90 derajat.
4)
Bagian kaki
Gunakan sandaran kaki atau footrest sehingga tungkai
berada dalam posisi yang nyaman. Selain hal-hal di atas, Anda perlu untuk
memperhatikan hal-hal berikut agar kesehatan anda tetap terjaga :
(1)
Sesuaikan tinggi kursi dengan tinggi badan Anda
(2)
Usahakan agar jarak antara monitor dan mata minimal 80 cm.
(3)
Gunakan refresh rate monitor minimal 72 Hz agar mata tidak cepat lelah
(4)
Gunakan
kursi yang memiliki sandaran tangan
(5)
Atur pencahayaan
monitor
2.2
KONSEP
MIOPI
2.2.1
Pengertian
Miopi
Miopi adalah bayangan
dari benda yang terletak jauh berfokus di depan retina pada mata yang tidak
berakomodasi. Miopi adalah anomali refraksi pada mata dimana bayangan
difokuskan di depan retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Ini
juga dapat dijelaskan pada kondisi refraktif dimana cahaya yang sejajar dari
suatu objek yang masuk pada mata akan jatuh di depan retina, tanpa
akomodasi. Miopi berasal dari bahasa yunani “ muopia” yang memiliki arti menutup mata. Miopi merupakan
manifestasi kabur bila melihat jauh, istilah populernya adalah “nearsightedness (American Optometric Association dalam Hazaria Nurchaliza, 2009).
Miopi atau biasa juga
disebut sebagai rabun jauh merupakan jenis kerusakan mata yang disebabkan
pertumbuhan bola mata yang terlalu panjang atau kelengkungan kornea yang
terlalu cekung (Ilyas Sidharta, 2007). Miopi merupakan mata dengan daya lensa
positif yang lebih kuat sehingga sinar yang sejajar atau datang dari tidak
terhingga difokuskan di depan retina (Mansjoer, 2002).
2.2.2
Fisiologi
penglihatan
1. Fisiologi
Penglihatan Normal
Pembentukan bayangan di
retina memerlukan empat proses. Pertama, pembiasan sinar/cahaya. Hal ini
berlaku apabila cahaya melalui perantaraan yang berbeda kepadatannya dengan
kepadatan udara, yaitu kornea, humor
aqueous , lensa, dan humor vitreus.
Kedua, akomodasi lensa, yaitu proses lensa menjadi cembung atau cekung,
tergantung pada objek yang dilihat itu dekat atau jauh. Ketiga, konstriksi
pupil, yaitu pengecilan garis pusat pupil agar cahaya tepat di retina sehingga
penglihatan tidak kabur. Pupil juga mengecil apabila cahaya yang terlalu terang
memasukinya atau melewatinya, dan ini penting untuk melindungi mata dari
paparan cahaya yang tiba-tiba atau terlalu terang. Keempat, pemfokusan, yaitu
pergerakan kedua bola mata sedemikian rupa sehingga kedua bola mata terfokus ke
arah objek yang sedang dilihat (Hasibuan, 2009).
Mata secara optik dapat
disamakan dengan sebuah kamera fotografi biasa. Mata memiliki sususan lensa, sistem diafragma yang dapat
berubah-ubah (pupil), dan retina yang dapat disamakan dengan film. Susunan
lensa mata terdiri atas empat perbatasan refraksi: (1) perbatasan antara
permukaan anterior kornea dan udara, (2) perbatasan antara permukaan posterior
kornea dan udara, (3) perbatasan antara humor
aqueous dan permukaan anterior lensa kristalinaa, dan (4) perbatasan antara
permukaan posterior lensa dan humor vitreous. Masing-masing memiliki indeks
bias yang berbeda-beda, indek bias udara adalah 1, kornea 1.38, humor aqueous 1.33, lensa kristalinaa
(rata-rata) 1.40, dan humor vitreous 1.34. (Guyton, 2007)
Bila semua permukaan refraksi mata dijumlahkan secara aljabar dan bayangan
sebagai sebuah lensa. Susunan optik mata normal akan terlihat sederhana dan
skemanya sering disebut sebagai reduced eye. Skema ini sangat berguna
untuk perhitungan sederhana. Pada reduced eye dibayangkan hanya terdapat
satu lensa dengan titik pusat 17 mm di depan retina, dan mempunyai daya bias
total 59 dioptri pada saat mata melihat jauh. Daya bias mata bukan dihasilkan oleh lensa kristalina
melainkan oleh permukaan anterior kornea. Alasan utama dari pemikiran ini
adalah karena indeks bias kornea jauh berbeda dari indeks bias udara.
Sebaliknya, lensa kristalina dalam mata, yang secara normal bersinggungan
dengan cairan disetiap permukaannya, memiliki daya bias total hanya 20 dioptri,
yaitu kira-kira sepertiga dari daya bias total susunan lensa mata. Bila lensa
ini diambil dari mata dan kemudian lingkungannya adalah udara, maka daya
biasnya akan menjadi 6 kali lipat. Sebab dari perbedaan ini karena cairan
yang mengelilingi lensa mempunyai indeks bias yang tidak jauh berbeda dari
indeks bias lensa. Namun lensa kristalina adalah penting karena lengkung
permukaannya dapat mencembung sehingga memungkinkan terjadinya “akomodasi”.
(Guyton, 2007).
Pembentukan bayangan di retina sama seperti pembentukan bayangan oleh lensa
kaca pada secarik kertas. Susunan lensa mata juga dapat membentuk bayangan di
retina. Bayangan ini terbalik dari benda aslinya, namun demikian presepsi otak
terhadap benda tetap dalam keadaan tegak, tidak terbalik seperti bayangan yang
terjadi di retina, karena otak sudah dilatih menangkap bayangan yang terbalik
itu sebagai keadaan normal. (Guyton, 2007).
Mata kita menjalani serangkaian proses untuk dapat melihat. Proses ini
mirip dengan proses yang terjadi dalam sebuah kamera saat digunakan untuk
memotret. Gelombang cahaya masuk melewati sejumlah lensa kamera yang kemudian
memfokuskan gambar yang dipotret serta memproyeksikannya ke permukaan film.
Pada mata yang berfungsi sebagai film adalah retina. Saat mata melihat suatu
benda, mata akan menerima cahaya yang dipantulkan oleh benda tersebut. Cahaya
masuk melalui lensa mata yang memfokuskan gambar dan memproyeksikannya ke
retina yang terletak di belakang. Retina merupakan lapisan sel-sel yang sangat
sensitif terhadap cahaya. Bagian retina yang dapat menerima dan meneruskan
detil-detil gambar disebut macula. Macula tersusun dari
lapisan-lapisan sel yang dapat mengubah energi cahaya menjadi impuls elektrokimia. Informasi ini
kemudian dikirim ke syaraf optik yang akan meneruskannya ke otak yang kemudian
memprosesnya sehingga dapat mengenali gambar tersebut. (Ethel Sloan, 2003).
Sel-sel yang menyusun
retina pada mata kita terdiri dari sel-sel berbentuk batang (rod),
kerucut (cone), dan sel-sel ganglia. Total sel yang berbentuk batang dan kerucut bisa mencapai
jumlah 125 juta sel. Semuanya berfungsi sebagai sensor cahaya atau photoreceptor.
Rasio perbandingan rod dan cone bisa mencapai 18 banding 1 (rod
lebih banyak dari cone) (Syaifudin,2008). Rod merupakan
sel-sel yang paling sensitif karena walaupun hanya ada sedikit cahaya (misalnya
hanya ada satu partikel foton) sel-sel ini masih tetap dapat mendeteksinya.
Sel-sel ini juga dapat memproduksi gambar hitam-putih tanpa memerlukan banyak
cahaya. Cone baru berfungsi saat ada cukup cahaya, misalnya saat siang
hari atau saat kita sedang menyalakan lampu yang terang di dalam ruangan. Cone
berfungsi untuk memberikan kita detil-detil obyek beserta warnanya.
Informasi-informasi yang diterima sel-sel rod dan cone ini
kemudian dikirimkan ke sel-sel ganglia (ada sekitar satu juta sel) dalam
retina. Ganglia inilah yang kemudian mengartikan informasi tersebut dan
mengirimkannya ke otak dengan bantuan syaraf optik. (Ethel
Sloan, 2003).
Gambar 2.1 Pembiasan cahaya pada mata normal
2. Fisiologi
Penglihatan Miopi
Miopi adalah kondisi di
mana sinar – sinar sejajar yang masuk ke bola mata titik fokusnya jatuh di
depan retina. (Gabriel,1996).
Kata Miopi sendiri
sebenarnya baru dikenal pada sekitar abad ke 2, yang mana terbentuk dari dua
kata meyn yang berarti menutup, dan ops yang berarti mata. Ini
memang menyiratkan salah satu ciri – ciri penderita Miopi yang suka menyipitkan
matanya ketika melihat sesuatu yang baginya tampak kurang jelas, karena dengan
cara ini akan terbentuk debth of focus di dalam bola mata sehingga titik
fokus yang tadinya berada di depan retina, akan bergeser ke belakang mendekati
retina. (Ethel Sloan,2003).
Miopi juga dapat
dikatakan merupakan keadaan di mana panjang fokus media refrakta lebih pendek
dari sumbu orbita (mudahnya, panjang aksial bola mata jika diukur dari kornea
hingga makula lutea di retina). (Gabriel,1996)
Gambar 2.2 Pembentukan bayangan di depan retina pada
Miopi
2.2.3
Jenis
Jenis Miopi
Menurut Ilyas Sidartha (2007) dikenal beberapa bentuk Miopi seperti :
1.
Miopi
refraktif
Bertambahnya indeks
bias media penglihatan seperti terjadi pada katarak
intumesen dimana lensa menjadi lebih cembung sehingga pembiasan lebih kuat.
Sama dengan Miopi bias atau Miopi indeks, Miopi yang terjadi akibat pembiasan
media penglihatan kornea dan lensa yang terlalu kuat.
2.
Miopi
aksial
Miopi akibat panjangnya
sumbu bola mata, dengan kelengkungan kornea dan lensa yang normal. Menurut derajat beratnya Miopi dibagi menjadi
: 1) Miopi ringan, dimana Miopi kecil daripada (-1) – (-3) dioptri, 2) Miopi
sedang, dimana Miopi lebih antara (-3) – (-6) dioptri, 3) Miopi berat atau
tinggi, dimana Miopi lebih besar dari -6 dioptri. Dan 4) Miopi sangat berat, di
bawah -10 dioptri.
Menurut perjalanan
Miopi dikenal bentuk :1) Miopi stasioner,
Miopi yang menetap setelah dewasa, 2) Miopi progresif,
Miopi yang bertambah terus pada usia dewasa akibat bertambah panjangnya bola
mata 3) Miopi maligna, Miopi yang
berjalan progresif, yang dapat
mengakibatkan ablasio retina dan kebutaan atau sama dengan Miopi pernisiosa atau Miopi degeneratif.
Sedangkan pembagian
berdasar kelainan jaringan mata dapat digolongkan menjadi berikut:
1.
Miopi
Simpleks
Dimulai
pada usia 7-9 tahun dan akan bertambah sampai anak berhenti tumbuh + 20
tahun. Bila berat kelainan refraktif biasanya kurang dari -5 D atau -6 D.
2.
Miopi progresif
Miopi
bertambah secara cepat (-4 Dioptri / tahun), sering disertai perubahan vitreo-retina dan biasanya terjadi bila
Miopi lebih dari -6 D.
Sedangkan berdasarkan usia, Miopi diklasifikan menjadi:
1) Congenital (sejak lahir dan
menetap pada masa anak-anak), 2) Youth-onset
miopy (< 20 tahun),3) Early
adult-onset miopy (2-40 tahun) dan 4) Late
adult-onset miopy (> 40 tahun).
Menurut tipe (bentuknya) Miopi dikenal beberapa
bentuk :
1.
Miopi Axial, Miopi akibat diameter sumbu bola mata (diameter antero-posterior) > panjang. Dalam
hal ini, terjadinya Miopi akibat panjang sumbu bola mata (diameter Antero-posterior), dengan kelengkungan
kornea dan lensa normal, refraktif power
normal dan tipe mata ini lebih besar dari normal.
2.
Miopi Kurvartura, diakibatkan oleh perubahan dari kelengkungan kornea
& kelengkungan lensa. Dalam hal ini terjadinya Miopi diakibatkan oleh
perubahan dari kelengkungan kornea atau perubahan kelengkungan dari pada lensa
seperti yang terjadi pada katarak intumesen dimana lensa menjadi lebih cembung
sehingga pembiasan lebih kuat, di mana ukuran bola mata norma
3.
Miopi Indeks Refraksi, bertambahnya indeks bias media penglihatan.
Perubahan indeks refraksi atau miopy
refraktif, bertambahnya indeks bias media penglihatan seperti yang terjadi
pada penderita Diabetes Melitus
sehingga pembiasan lebih kuat.
4.
Perubahan posisi lensa, pergerakan lensa
yang lebih ke anterior. setelah
operasi glaucoma berhubungan dengan
terjadinya Miopi.
Pada Miopi degeneratif
atau Miopi maligna bila lebih dari 6
dioptri disertai kelainan pada fundus
okuli dan panjangnya bola mata sampai terbentuk stafiloma postikum yang terletak pada bagian temporal papil disertai dengan atrofi
korioretina. Atrofi retina berjalan kemudian setelah terjadinya atrofi sklera dan kadang-kadang terjadi ruptur membran Bruch yang dapat
menimbulkan rangsangan untuk terjadinya neovaskularisasi
subretina. Pada Miopi dapat terjadi bercak Fuch berupa hiperplasi pigmen epitel dan perdarahan, atrofi lapis sensoris retina luar, dan
dewasa akan terjadi degenerasi papil
saraf optik
2.2.4
Penyebab
Miopi
Miopi disebabkan
karena pembiasan sinar di dalam mata yang terlalu kuat untuk panjangnya bola
mata akibat : 1) Sumbu aksial mata lebih panjang dari normal (diameter antero-posterior yang lebih
panjang, bola mata yang lebih panjang ) disebut sebagai Miopi aksial, 2) Daya pembiasan mata terlalu
kuat (Miopi refraktif) kemungkinan
terletak pada kornea (kornea terlalu melengkung seperti pada keratokonus,kerato-globus), 3) Indeks
bias mata lebih tinggi dari normal, misalnya pada diabetes mellitus. Kondisi
ini disebut Miopi indeks, dan 4) Miopi karena perubahan posisi lensa. Posisi
lensa lebih ke anterior, misalnya
pasca operasi glaucoma
2.2.5
Faktor-Faktor yang mempengaruhi gangguan Miopi
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya Miopi yaitu:
1.
Pencahayaan
Penerangan
merupakan aspek lingkungan fisik, sangat penting bagi keselamatan kerja dan penerangan yang
tepat disesuaikan dengan jenis pelayanan. Lingkungan kerja atau belajar yang
kurang baik merupakan beban tambahan dalam menciptakan produktivitas kerja atau
belajar yang kurang baik merupakan beban tambahan dalam menciptakan
produktivitas kerja atau belajar, akan
menyebabkan timbulnya berbagai penyakit
akibat kerja atau belajar, akan menyebabkan timbulnya berbagai penyakit kerja
atau belajar adalah pencahayaan. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.1405
tahun 2002, pencahayaan adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang
diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efektif.
Penerangan
yang baik adalah penerangan yang memungkinkan seorang pekerja melihat
pekerjaannya dengan teliti, cepat dan tanpa upaya yang tidak perlu, serta
membantu menciptakan lingkungan kerja yang nikmat dan menyenangkan.
Menurut
Suma’mur (dalam Kadir Abdul, 1996) sifat dari penerangan yang baik ditentukan
oleh:
a.
Pembagian
luminasi dalam lapang pandang
Luminasi lapangan penglihatan yang terbaik adalah dengan
kekuatan terbesar di tengah pada daerah kerja dilakukan, perbandingan terbaik
adalah 10:3:1 dari luminasi tempat,
daerah sekitar pusat, dan lingkungan luas sekitarnya. Perbandingan
luminensi sangat sukarnya mengatur pembagian luminensi bagi sejumlah pekerja
yang berada dalam satu ruang yang sama, perbandingan luminensi tidak boleh
melebihi perbandingan 40:1, baik di lapangan penglihatan pekerjaan maupun
terhadap lingkungan luar.
b. Pencegahan
kesilauan
Beberapa
faktor pencegahan kesilauan yaitu: 1) Pemilihan lampu secara tepat, yang tidak
menjadi perlambang kedudukan seseorang, melainkan dimaksudkan untuk penerangan
yang baik, 2) Penempatan sumber-sumber cahaya terhadap meja dan mesin juga
diperhitungkan letak jendela, 3) Penggunaan alat-alat pelapis yang tidak atau
mengikat (untuk dinding, lantai, meja dan lain-lain), dan 4) Penyaringan sinar
matahari langsung.
c. Arah
sinar
Arah
penerangan sangat penting, sumber-sumber cahaya yang cukup jumlahnya sangat
berguna dalam mengatur penerangan secara baik, sinar-sinar dari berbagai lampu
ini misalnya sangat tepat pada pekerjaan menggambar diatas permukaan mata,
sedangkan penerangan satu arah digunakan untik mengerjakan bagian kecil
d. Warna
Warna
penerangan dan komposisi spektrumnya sangat penting dalam membandingkan dan
mengkombinasikan warna-warna. Warna-warna dalam lingkungan sebagai akibat
penerangan menentukan rupa dari lingkungan. Akibat dari penerangan yang buruk
adalah: 1) Kelelahan mata dengan berkurangnya daya dan efisiensi kerja, 2)
Kelelahan mental, 3) Keluhan pegal di daerah mata dan sakit kepala di daerah
mata, 4) Kerusakan penglihatan, dan 5) Meningkatnya penglihatan
Akibat penerangan yang buruk salah satunya
adalah kerusakan sel penglihatan. Maka penerangan di rumah maupun di
tempat kerja memerlukan pencahayaan yang cukup, bila pencahayaan suram
(remang-remang) atau berlebihan akan menyebabkan timbulnya gangguan tajam
penglihatan (,1996). Ruangan yang kurang baik penerangannya akan mengganggu
mata dan penerangan yang tidak langsung adalah yang paling baik. Menonton
gambar hidup dan televisi dalam waktu yang lama akan memberikan tekanan
tambahan pada mata dan susunan saraf pusat.
Menurut Departemen Kesehatan, bahwa penerangan kurang untuk membaca dan
menulis dapat terjadi gangguan Miopi. Dari Hasil survey pusat kesegaran jasmani
dan rekreasi pada tahun 2005 ditemukan adanya gangguan tajam penglihatan
sebesar 20,1 persen pada murid sekolah dasar dan Madrasah Ibtidaiyah akibat
penerangan yang kurang terang.
Untuk mendapatkan pencahayaan yang
sesuai dalam suatu ruang, maka diperlukan sistem pencahayaan yang tepat sesuai
dengan kebutuhannya. Sistem pencahayaan di ruangan, termasuk di tempat kerja
dapat dibedakan menjadi 5 macam yaitu (Rima, 2010) :
a.
Sistem Pencahayaan Langsung (direct
lighting)
Pada sistem ini
90-100% cahaya diarahkan secara langsung ke benda yang perlu diterangi. Sistem
ini dinilai paling efektif dalam mengatur pencahayaan, tetapi ada kelemahannya
karena dapat menimbulkan bahaya serta kesilauan yang mengganggu, baik karena
penyinaran langsung maupun karena pantulan cahaya. Untuk efek yang optimal,
disarankan langi-langit, dinding serta benda yang ada didalam ruangan perlu
diberi warna cerah agar tampak menyegarkan
b.
Pencahayaan Semi Langsung (semi
direct lighting)
Pada sistem ini
60-90% cahaya diarahkan langsung pada benda yang perlu diterangi, sedangkan
sisanya dipantulkan ke langit-langit dan dinding. Dengan sistem ini kelemahan
sistem pencahayaan langsung dapat dikurangi.
Diketahui bahwa langit-langit dan dinding apabila dicat putih effisien
pemantulan antara 5-90%.
c. Sistem Pencahayaan Difus (general
diffus lighting)
Pada sistem ini setengah cahaya 40-60% diarahkan
pada benda yang perlu disinari, sedangkan sisanya dipantulkan ke langit-langit
dan dinding. Dalam pencahayaan sistem ini termasuk sistem direct-indirect
yakni memancarkan setengah cahaya ke bawah dan sisanya keatas. Pada sistem ini masalah bayangan dan kesilauan masih
ditemui.
d.
Sistem Pencahayaan Semi Tidak Langsung
(semi indirect lighting)
Pada sistem ini
60-90% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian atas, sedangkan
sisanya diarahkan ke bagian bawah. Untuk hasil yang optimal disarankan
langit-langit perlu diberikan perhatian serta dirawat dengan baik. Pada sistem
ini masalah bayangan praktis tidak ada serta kesilauan dapat dikurangi.
e. Sistem
Pencahayaan Tidak Langsung (indirect
lighting)
Pada sistem ini
90-100% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian atas kemudian
dipantulkan untuk menerangi seluruh ruangan. Agar seluruh langit-langit dapat
menjadi sumber cahaya, perlu diberikan perhatian dan pemeliharaan yang baik.
Keuntungan sistem ini adalah tidak menimbulkan bayangan dan kesilauan sedangkan
kerugiannya mengurangi effisien cahaya total yang jatuh pada permukaan kerja.
Tabel 2.1 Kebutuhan
Pencahayaan Menurut Area Kegiatan
Keperluan
|
Pencahayaan (LUX)
|
Contoh Area Kegiatan
|
Pencahayaan
Umum untuk ruangan dan area
yang
jarang digunakan
dan/atau
tugas-tugas atau
visual
sederhana
|
20
|
Layanan
penerangan yang minimum dalam area sirkulasi luar ruangan, pertokoan di
daerah terbuka, halaman tempat penyimpanan
|
50
|
Tempat
pejalan kaki & panggung
|
|
70
|
Ruang
boiler
|
|
100
|
Halaman
Trafo, ruangan tungku, dll.
|
|
150
|
Area
sirkulasi di industri, pertokoan dan ruang penyimpan.
|
|
Pencahayaan
umum untuk interior
|
200
|
Layanan
penerangan yang minimum dalam tugas
|
300
|
Meja
& mesin kerja ukuran sedang, proses umum dalam industri kimia dan
makanan, kegiatan membaca dan membuat arsip.
|
|
450
|
Gantungan
baju, pemeriksaan, kantor untuk menggambar, perakitan mesin dan bagian yang
halus, pekerjaan warna, tugas menggambar kritis.
|
|
1500
|
Pekerjaan
mesin dan diatas meja yang sangat halus, perakitan mesin presisi kecil dan
instrumen; komponen elektronik, pengukuran & pemeriksaan bagian kecil
yang rumit (sebagian mungkin diberikan oleh tugas pencahayaan setempat)
|
|
Pencahayaan tambahan setempat untuk tugas visual yang tepat
|
3000
|
Pekerjaan
berpresisi dan rinci sekali, misal instrumen yang sangat kecil, pembuatan jam
tangan, pengukiran
|
Penerangan untuk
membaca dokumen lebih tinggi dari pada penerangan untuk melihat komputer,
karena tingkat penerangan yang dianjurkan untuk pekerja dengan komputer tidak
dapat berdasarkan satu nilai dan sampai saat ini masih kontroversial. Grandjean
menyusun rekomendasi tingkat penerangan pada tempat-tempat kerja dengan
komputer berkisar antara 300-700 lux seperti berikut.
Tabel 2.2
Rekomendasi Tingkat Pencahayaan Pada Tempat Kerja Dengan Komputer
Keadaan Pekerja
|
Tingkat Pencahayaan (lux)
|
Kegiatan
Komputer dengan sumber dokumen yang terbaca jelas
Kegiatan
Komputer dengan sumber dokumen yang tidak terbaca jelas
Tugas
memasukan data
|
300
400-500
500-700
|
Sumber:
Grandjen,
Occupational Ergonomic, 2000
Tabel 2.3 Tingkat Pencahayaan
Lingkungan Kerja
JENIS KEGIATAN
|
TINGKAT PENCAHAYAAN MINIMAL (LUX)
|
KETERANGAN
|
Pekerjaan
kasar dan tidak terus – menerus
|
100
|
Ruang
penyimpanan & ruang peralatan/instalasi yang memerlukan pekerjaan yang
kontinyu
|
Pekerjaan
kasar dan terus – menerus
|
200
|
Pekerjaan
dengan mesin dan perakitan kasar
|
Pekerjaan
rutin
|
300
|
Ruang
administrasi, ruang kontrol, pekerjaan mesin & perakitan/penyusun
|
Pekerjaan
agak halus
|
500
|
Pembuatan
gambar atau bekerja dengan mesin kantor, pekerjaan pemeriksaan atau pekerjaan
dengan mesin
|
Pekerjaan
halus
|
1000
|
Pemilihan
warna, pemrosesan teksti, pekerjaan mesin halus & perakitan halus
|
Pekerjaan
amat halus
|
1500
Tidak menimbulkan bayangan
|
Mengukir
dengan tangan, pemeriksaan pekerjaan mesin dan perakitan yang sangat halus
|
Pekerjaan
terinci
|
3000
Tidak menimbulkan bayangan
|
Pemeriksaan
pekerjaan, perakitan sangat halus
|
Sumber:
KEPMENKES RI. No. 1405/MENKES/SK/XI/02
2.
Perilaku
Perilaku adalah apa
yang dikerjakan oleh organisme, baik yang dapat diamati secara langsung ataupun
yang dapat diamati secara tidak langsung. Perilaku manusia pada hakekatnya
adalah suatu aktivitas dari pada manusia itu sendiri, oleh karena itu perilaku
manusia mempunyai bentangan yang sangat luas, mencakup berjalan, berbicara,
membaca, menulis dan lain-lain. Bahkan kegiatan internal sendiri, seperti
berpikir, persepsi dan emosi, juga merupakan perilaku manusia (Soekidjo
Notoatmojo,2003).
Perilaku dan gejala
perilaku yang tempat pada kegiatan organism dipengaruhi oleh faktor genetik (keturunan) dan lingkungan,
ini merupakan penentu dari pada makhluk hidup, termasuk perilaku manusia. Faktor
keturunan merupakan konsepsi dasar atau modal untuk perkembangan perilaku,
sedangkan faktor lingkungan merupakan kondisi atau merupakan lahan untuk
perkembangan perilaku tersebut.
Perilaku kesehatan pada
dasarnya adalah respon seseorang (organisme) terhadap stimulus yang berkaitan
dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta
lingkungan. Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit, yaitu bagaimana
manusia berespun, baik secara pasif mengetahui, bersikap dan persepsi tentang penyakit
dan rasa sakit yang ada pada dirinya dan luar dirinya, maupun aktif (tindakan)
yang dilakukan sehubungan dengan penyakit dan sakit tersebut. Perilaku terhadap
sakit dan penyakit ini dengan sendirinya sesuai dengan tingkat tingkat
pencegahan, salah satunya adalah perilaku pencegahan penyakit (Health Prevention Behaviour), dimana
respon untuk melakukan pencegahan penyakit, misalnya membaca dan menulis
menggunakan penerangan yang baik, posisi badan sewaktu membaca, menulis dan
lain lain. Kebiasaan membaca dan menulis terlalu dekat atau membaca sambil
tiduran atau tengkurap akan menyebabkan terjadinya Miopi.
3.
Keturunan
Banyak kasus yang dapat
digunakan untuk memperlihatkan bahwa
kelainan refraksi ditentukan secara genetik. Anak dengan orang tua Miopi cenderung
mengalami Miopi, hal ini cenderung mengikuti pola dose-dependent Pattern. Prevalensi pasda anak dengan kedua orang
tua Miopi dalah 32,9 % berkurang sampai 18,2 % pada anak dengan orang tua tanpa
Miopi (Prevost Judy, 2005). Sekarang ini, adanya lokus genetik telah dibuktikan
berhubungan dengan Miopi patologi. Dari penelitian lain didapatkan bahwa orang
yang mempunyai polimorfisme gen PAX6
akan mengalami Miopi extreme (> 10
D). Sedangkan orang yang tidak mempunyai
gen ini hanya mengalami myopia tinggi (6-10D) dengan sampel mahasiswa
kedokteran tahun pertama di Universitas Chung Shan, Taiwan. Penelitian di
Australia terhadap anak kembar yang mengalami Miopi juga menunjukkan 50% faktor
genetik mempengaruhi pemanjangan aksis bola mata.
4.
Umur
Dalam Kadir Abdul,1996
Menurut Vener dan Davidson, “Bertambahnya usia,titik penglihatan, atau titik
terdekat yang dapat dilihat secara jelas , mulai bergerak makin jauh, pada usia
dua puluh tahun, seseorang dapat melihat jelas suatu benda pada jarak 10 cm
dari matanya, sekitar usia empat puluh tahun titik dekat itu sudah menjauh
mencapai 23 cm. dan jumlah penerangan yang dibutuhkan dalam situasi belajar, kalau seseorang
berusia 20 tahun memerlukan 100 watt cahaya, maka pada usia 40 tahun diperlukan
145 watt, dan pada usia 70 tahun membutuhkan penerangan 300 watt. sedangkan
menurut Sumakmur dalam Kadir Abdul (1996) bahwa pertambahan usia mengakibatkan
penurunan tajam penglihatan
5.
Pekerjaan
Ruang lingkup pekerjaan
dapat ditentukan oleh berbagai faktor yaitu ukuran obyek, derajat kontras di
antara obyek sekelilingnya, luminensi dari lapangan penglihatan yang tergantung
dari penerangan dan pemantulan pada arah si pekerja, serta lamanya melihat. Faktor-faktor
tersebut sangat penting pengaruhnya terhadapa arti ketajaman penglihatan (Kadir
Abdul, 1996)
Pekerjaan yang beresiko
tidak lepas dari pencahayaan, pekerjaan yang mempunyai ketelitian maka
diperlukan pencahayaan yang baik. Pekerjaan dapat beresiko terjadinya gangguan
tajam penglihatan, di mana pekerjaan yang beresiko tergantung jenis pekerjaan.
Menurut Ilyas Sidharta
(2007) jenis pekerjaan yang beresiko terjadinya gangguan tajam penglihatan
yaitu pekerjaan las atau pemanggangan akan mudah menderita kerusakan pada
matanya akibat sinar ultraviolet.
2.2.6
Patofisiologi
Miopi
Terjadinya elongasi sumbu
yang berlebihan pada Miopi patologi masih belum diketahui. Sama halnya terhadap
hubungan antara elongasi dan komplikasi penyakit ini, seperti degenerasi chorioretina, ablasio retina
dan glaucoma. (Budi Eko,2003)
Mekanisme patogenesa terhadap elongasi berlebihan pada Miopi dapat di
jabarkan sebagai berikut:
1.
Tahanan sklera
a.
Mesadermal
Abnormalitas
mesodermal sklera secara kwalitas
maupun kwantitas dapat mengakibatkan elongasi sumbu mata. Percobaan Columbre
dapat membuktikan hal ini, dimana pembuangan sebahagian masenkhim sklera dari perkembangan ayam menyebabkan ektasia daerah ini, karena perubahan
tekanan dinding okular. Dalam keadaan normal sklera posterior merupakan jaringan terakhir yang berkembang.
Keterlambatan pertumbuhan strategis ini menyebabkan kongenital ektasia pada area ini. Sklera normal terdiri dari pita luas padat dari bundle serat kolagen, hal ini
terintegrasi baik, terjalin bebas, ukuran bervariasi tergantung pada lokasinya.
Bundle serat terkecil terlihat menuju
sklera bagian dalam dan pada zona ora
equatorial. Bidang sklera anterior merupakan area crosectional yang kurang dapat diperluas
perunitnya dari pada bidang lain. Pada test bidang-bidang ini ditekan sampai
7,5 g/mm2. Tekanan intraokular equivalen
100 mmHg, pada batas terendah dari stress
ekstensi pada sklera posterior ditemukan
4 x dari pada bidang anterior dan equator. Pada batas lebih tinggi sklera posterior kira-kira 2 x lebih
diperluas.
Perbedaan tekanan diantara bidang sklera normal tampak berhubungan dengan
hilangnya luasnya bundle serat sudut
jala yang terlihat pada sklera posterior.
Struktur serat kolagen abnormal terlihat pada kulit pasien dengan Ehlers-Danlos yang merupakan penyakit
kalogen sistematik yang berhubungan dengan Miopi.
b. Ektodermal
– Mesodermal
Miopi adalah hasil ketidakharmonisan pertumbuhan
jaringan mata dimana pertumbuhan retina yang berlebihan dengan bersamaan
ketinggian perkembangan baik koroid
maupun sklera menghasilkan peregangan
pasif jaringan. Meski alasan Vogt pada umumnya tidak dapat diterima, telah
diteliti ulang dalam hubungannya dengan Miopi bahwa pertumbuhan koroid dan pembentukan sklera dibawah pengaruh epitel pigmen retina. Pandangan baru ini
menyatakan bahwa epitel pigmen abnormal menginduksi pembentukan koroid dan sklera subnormal. Hal ini yang mungkin menimbulkan defek ektodermal – mesodermal umum pada segmen posterior terutama zona oraequatorial atau satu yang
terlokalisir pada daerah tertentu dari pole
posterior mata, dimana dapat dilihat pada Miopi patologik (tipe stafiloma posterior).
2.
Meningkatnya
suatu kekuatan yang luas
a.
Tekanan intraokular basal
Contoh klasik Miopi sekunder terhadap peningkatan
tekanan basal terlihat pada glaucoma
juvenil dimana bahwa peningkatan tekanan berperan besar pada peningkatan
pemanjangan sumbu bola mata.
b.
Susunan
peningkatan tekanan
Secara anatomis dan fisiologis sklera memberikan berbagai respon
terhadap induksi deformasi. Secara
konstan sklera mengalami perubahan
pada stress. Kedipan kelopak mata yang sederhana dapat meningkatkan tekanan
intraokular 10 mmHg, sama juga seperti
konvergensi kuat dan pandangan ke lateral.
Pada valsava manuver dapat meningkatkan tekanan intraokular 60 mmHg. Juga
pada penutupan paksa kelopak mata meningkat sampai 70 mmHg -110 mmHg. Gesekan
paksa pada mata merupakan kebiasaan buruk yang sangat sering diantara mata
Miopi, sehingga dapat meningkatkan tekanan intraokular.
2.2.7
Tanda
Dan Gejala Miopi
1. Gejala subjektif meliputi :1) Kabur bila melihat jauh & jelas melihat dekat,
2) Pusing ketika membaca, 3) Melihat
benda kecil harus dari jarak dekat, 4) Seperti melihat benang / nyamuk di lapang pandang
(floaters) atau seperti melihat
kilatan cahaya, hal ini karena jaringan retina perifer yang mengalami proses
degerasi dan terlepas dari corpus vitrium, dan 5) Cenderung
memicingkan mata saat lihat jauh
2. Gejala objektif meliputi: 1) Bilik mata depan
dalam, karena hypotrofi corpus cilliare
akibat tidak dipakainya otot-otot akomodasi, 2) Pupil melebar (midriasis) akibat tidak atau kurang
berakomodasi, dan 3) Pada Miopi axial kadang kadang terlihat kekeruhan pada corpus viteum berupa vitreous floaters (muscae volitanyes),
dan terlihat perubahan perubahan pada fundus
oculi (tigroid fundus, Miopi Cresent).
2.2.8
Pemeriksaan
Miopi
Pemeriksaan pasien
dengan Miopi dibagi menjadi 2 yaitu:
1.
Pemeriksaan subjektif
Dapat dilakukan dengan
pemeriksaan ketajaman penglihatan jarak jauh (snellen chart) & jarak dekat , pemeriksaan koreksi kacamata
trial & error (coba-coba). Snellen chart merupakan poster yang di
gunakan untuk menilai ketajaman penglihatan mata. Ada perbedaan antara sistem pengukuran yang
dipakai di Indonesia dan Amerika
Serikat, Snellen chart ini pun terdapat dalam dua versi angka. Yang
satu dalam angka metrik dan yang satu lagi dalam angka imperial. Snellen chart metrik dinyatakan dalam
pembanding 6 meter (6/6, 6/9, 6/12,
dan seterusnya sampai 6/60).
Dalam pemeriksaan tajam
penglihatan, angka yang berperan penting adalah angka di sebelah baris terbawah
yang bisa dibaca oleh subjek. Misalnya subjek hanya bisa membaca sampai baris
6/9. Ini berarti orang dengan tajam penglihatan normal sudah dapat membaca
baris tersebut pada jarak 9 meter. Sementara itu subjek baru dapat membacanya
pada jarak 6 meter. Semakin tinggi letak baris terbawah yang bisa dibaca oleh
subjek, berarti semakin buruk tajam penglihatannya.
Subjek yang tidak dapat
membaca sampai dengan baris 6/6 (atau 20/20) mungkin mengalami gangguan
penglihatan karena penyakit organik pada mata, atau gangguan refraksi murni.
Penyakit organik pada mata berarti ada kelainan struktural yang mengakibatkan
tajam penglihatan menurun. Misalnya
ada kerusakan pada kornea ataupun kekeruhan pada lensa (pada katarak). Namun
pada gangguan refraksi murni, tidak ada kelainan struktural yang ditemukan pada
mata. Untuk membedakan keduanya digunakan pemeriksaan pinhole. Pinhole
adalah sebuah layar hitam dengan lubang kecil di tengah yang dipasang di depan
mata yang diperiksa. Jika tajam penglihatan membaik dengan bantuan pinhole,
berarti tidak ada kelainan struktural pada mata. (DEPKES RI, 2007).
Jika seseorang tidak dapat
membaca Snellen chart sama sekali bahkan dengan bantuan lensa,
pemeriksaan selanjutnya adalah hitung jari (count fingers). Orang
normal dapat menghitung jari pada jarak 60 meter.Apabila subjek baru dapat
menghitung jari pada jarak 2 meter, berarti tajam penglihatannya 2/60.
Pemeriksaan berikutnya adalah lambaian tangan (hand motion). Orang
normal dapat melihat lambaian pada jarak 300 meter. Sama seperti hitung jari,
apabila subjek baru dapat melihat lambaian pada jarak 1 meter, berarti tajam
penglihatannya 1/300. Pemeriksaan terakhir adalah ada atau tidaknya persepsi
sinar (light perception). Untuk anak yang belum dapat membaca ataupun
orang buta huruf, seluruh huruf di Snellen
chart diganti dengan huruf E. Subjek diminta mengatakan ke mana arah huruf
E membuka. Chart modifikasi ini disebut juga Tumbling-E chart. Khusus
untuk anak juga kadang dipakai poster bergambar (Allen chart) atau
HOTV chart (Snellen chart yang hanya
berisi huruf H, O, T, dan V).
2.
Pemeriksaan objektif dengan :
Retinoskopi, funduskopi, refraktometer
2.2.9
Penatalaksanaan
1.
Lensa Kacamata
Kacamata masih merupakan
metode paling aman untuk memperbaiki refraksi. Keuntungan kacamata pada orang
Miopi adalah kemampuannya untuk membaca huruf-huruf cetak yang paling kecil.
Sedangkan kerugian memakai
kacamata pada mata dengan Miopi: 1) Walaupun kacamata memberikan perbaikan
penglihatan ia akan bertambah berat bila ukuran bertambah, selain mengganggu
penampilan atau kosmetik, 2) Ukuran benda yang dilihat akan lebih kecil dari
sesungguhnya, setiap -1.00 dioptri akan memberi kesan pengecilan benda 2%, 3)
Bila memakai kacamata dengan kekuatan -10.00 D maka akan terjadi pengecilan
sebesar 20%. 4) Tepi gagang disertai tebalnya lensa akan mengurangi lapang
pandangan tepi.
2.
Lensa Kontak
Lensa kontak keras, yang terbuat
dari polimetilmetakrilat, merupakan
lensa kontak pertama yang bernar-benar berhasil dan memperoleh penerimaan yang
luas sebagai pengganti kacamata. Pengembangan selanjutnya antara lain adalah
lensa kaku yang permeabel-udara, yang terbuat dari asetat bultirat selulosa, silikon, atau berbagai polimer plastik
dan silikon; dan lensa kontak lunak, yang terbuat dari bermacam-macam plastik
hidrogel, yang semuanya menghasilkan kenyamanan yang lebih baik tetapi resiko
penyulit serius leih besar.
Lensa kontak lunak,
terutama bentuk-bentuk yang lebih lentur, mengadopsi bentuk kornea pasien.
Dengan demikian, daya refraksinya terdapat hanya pada perbedaan antara
kelengkungan depan dan belakang, dan lensa ini hanya sedikit mengoreksi
astigmatisma kornea kecuali apabila disertakan koreksi silindris.
Lensa kontak mengurangi
masalah penampilan atau kosmetik akan tetapi perlu diperhatikan kebersihan dan
ketelitian pemakaiannya. Selain masalah pemakaiannya, perlu diperhatikan
masalah lama pemakaian, infeksi, dan alergi terhadap bahan yang dipakai.
3.
Bedah Keratorefraktif
Bedah Keratorefraktif
mencakup serangkaian metode untuk mengubah kelengkungan permukaan anterior mata. Adalah tidak mungkin
untuk memendekkan bola mata pada Miopi. Pada keadaan tertentu Miopi dapat
diatasi dengan pembedahan pada kornea.
Pada saat ini terdapat berbagai cara
pembedahan pada Miopi seperti: 1) Keratotomi radial, radial keratotomy
(RK), 2) Keratotomi fotorefraktif, Photorefractive Keratotomy (PRK) dam
3) Laser Assisted in Situ Interlameral Keratomilieusis (LASIK)
2.2.10
Pencegahan
Miopi
Pencegahan penyakit
Miopi dapat dilakukan sebagai berikut: 1) Membaca jangan terlalu dekat (minimal
sepanjang siku), 2) Membaca di ruangan yang cukup terang, 3) Menghindari
membaca sambil tiduran, 4) Menghindari menonton TV/main play station terlalu
dekat secara terus menerus, 5) Menghindari memakai komputer dengan monitor
terlampau dekat. Sekali-sekali pandanglah ke tempat yang jauh, 6)
Mengistirahatkan mata tiap 30 menit setelah membaca atau menonton TV, 7)
Bermain di luar rumah selama 2-3 jam setiap hari dan lihat obyek yang jauh, 8)
Berolahraga agar otot-otot termasuk
mata, menjadi sehat, 9) Makan makanan yang bermanfaat bagi mata seperti vitamin A, Beta Karotin, dan
sebagainya (Yabuana,2010)
2.3
Kerangka Konsep
Miopi
|
Pencahayaan
:
-
Jarak monitor yang dekat
-
-
Posisi
melihat yang salah
-
Pencahayaan
yang kurang
-
Pencahayaan yang berlebihan (silau)
-
Luminensi lapang
|
Perilaku
|
Usia
|
Pekerjaan
|
Genetik
|
Durasi
melihat monitor
|
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak Diteliti
Gambar 2.3 Kerangka Konsep Hubungan
Durasi Expose Monitor Dengan Kejadian Miopi Pada Mahasiswa Semester VII B STIKES
Muhammadiyah Lamongan Tahun 2012
Timbulnya Miopi dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya adalah faktor genetik, pekerjaan, usia, perilaku. dan pencahayaan.
Sedangkan Faktor pencahayaan meliputi jarak melihat
monitor yang terlalu dekat, durasi melihat monitor yang terlalu lama, posisi melihat
monitor yang salah, pencahayaan yang berlebihan (silau) dan pencahayaan yang
kurang (remang) serta luminensi lapang pandang.
2.4
Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah suatu
asumsi pernyataan tentang hubungan antara dua atau lebih variable yang di
harapkan bisa menjawab suatu pertanyaan dalam riset (Nursalam, 2008)
Berdasarkan rumusan
masalah dan tujuan dari penelitian, maka dapat disusun hipotesis kerja adalah
ada Hubungan Durasi Expose Monitor Dengan Kejadian Miopi Pada Mahasiswa
Semester VII B STIKES Muhammadiyah Lamongan Tahun 2012.
asslm. maaf mau tanya bagian daftar pustaka nya kok nggak ada ya?
BalasHapusevi
Assalamualaikum, maaf sebelumnya,Saya boleh minta kuisioner nya?
BalasHapusAssalamualaikum, maaf sebelumnya,Saya boleh minta kuisioner nya?
BalasHapusBest casinos for slots machines - Cheeky Gambling
BalasHapusWhat 원 엑스 벳 is a roulette table with 피나클 the highest payout 크루즈베컴 and 188 벳 top prize at a casino? and the jackpot for the biggest jackpots is a great opportunity to play slots at one of 샌즈
Play casino - No.1 for the Casino Guru
BalasHapusNo poormansguidetocasinogambling longer have the opportunity to go to the septcasino casinos or casinosites.one read the reviews of the slots you love. But they're not always the same. Sometimes you have a new https://sol.edu.kg/ online www.jtmhub.com